Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Recent Posts

Ibu - Ibu Wajib Baca Mengenal Hipospasdia : Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya




Baru - baru ini berita Indonesia dikejutkan dengan Aprilia Manganang, seorang TNI wanita yang menjadi Pria. Hal ini disebabkan karena dia mengalami Hipospasdia selama hidupnya. Lantas apakah Hipospasdia itu? Berbahayakah? Yuk cek faktanya !!!

Hipopasdia adalah sebuah kondisi ketika uretra berada di posisi yang tidak seharusnya.Uretra merupakan sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung Mr. P. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung Mr. P untuk mengeluarkan urine. Namun pada hipospadia, lubang uretra justru berada di bagian bawah Mr. P. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa. 

Gejala Hipospasdia




Gejala penyakit ini pada setiap orang berbeda - beda. Pada sebagian besar kasus, lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis, dan sebagian lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis. Lubang kencing juga bisa berada di area skrotum (buah zakar), tetapi kondisi ini jarang terjadi.

Berikut ini beberapa gejala Hipospasdia, antara lain :
  • Lubang uretra terletak di dekat ujung, bagian tengah, atau di pangkal Mr. P (dekat skrotum).
  • Kulup yang terlihat menaungi ujung Mr. P.
  • Mr. P yang melengkung ke bawah akibat pengencangan jaringan di bawah Mr. P
  • Percikan urine tidak normal saat buang air kecil

Penyebab Hipospasdia




Penyebab hipospadia belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, para pakar menduga bahwa hipospadia bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hamil di atas 40 tahun dan paparan terhadap asap rokok juga disinyalir dapat meningkatkan risiko hipospadia.
Beberapa hal yang diduga menjadi pemicu hipospadia, antara lain:

  • Memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama.
  • Pajanan rokok atau pestisida selama kehamilan.
  • Terhambatnya kerja hormon testosteron, sehingga pertumbuhan Mr. P terganggu.
  • Usia ibu hamil di atas 40 tahun.
  • Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas
  • Menderita obesitas dan diabetes saat hamil
  • Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan
  • Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil

Diagnosis Hipospadia


Hipospadia dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan penunjang. Namun, pada hipospadia yang parah, pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan genetik dan uji pencitraan, dibutuhkan untuk mengetahui kelainan lain yang terjadi pada kelamin bayi.  Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan pemeriksaan kromosom dan pemindaian area genital.


Pengobatan Hipospadia





Apabila terjadi gejala - gejala seperti diatas, penanganan belum tentu dibutuhkan. Sebab tergantung pada tingkat keparahan yang dialami oleh penderita. Apabila tingkatnya parah maka dianjurkan untuk melakukan operasi. Beberapa tujuan dari penanganan penderita Hipospadia adalah seperti berikut ini : 

  • Membuat urine mengalir keluar melalui ujung depan Mr. P.
  • Membuat Mr. P tidak membengkok ketika ereksi.
  • Membuat Mr. P terlihat senormal mungkin.
Operasi tersebut dapat dilakukan kapan saja, tetapi masa idealnya adalah saat anak berusia 4 bulan hingga 1,5 tahun. Dokter bedah akan memposisikan uretra pada lokasi yang seharusnya. Pada bentuk Mr. P yang melengkung ke bawah karena pertumbuhan kulup yang tidak normal, dokter akan memperbaikinya, sehingga Mr. P kembali ke bentuk yang normal.

Pada banyak kasus, fungsi penis anak akan kembali normal setelah operasi. Akan tetapi, perlu dilakukan kontrol rutin setelah operasi untuk memastikan hal ini.
Penting untuk diingat, jangan menyunat anak sebelum operasi dilakukan. Dokter bedah mungkin akan memerlukan cangkok dari kulup untuk membuat lubang kencing baru.

Komplikasi Hipospadia


Apabila tidak ditangani maka Hipospadia dapat mengganggu aktivitas seksual seseorang. Seseorang dengan Hipospasdia jika tidak ditangani akan mengalami komplikasi berupa : 

  • Anak kesulitan untuk belajar buang air kecil di kamar kecil.
  • Bentuk Mr. P tidak normal.
  • Gangguan akibat ejakulasi tidak normal.
  • Gangguan psikologis, akibat pengidap tidak percaya diri dengan kondisi alat vitalnya.
  • Mr. P melengkung tidak normal saat ereksi.
  • Kesulitan belajar berkemih
  • Kelainan bentuk penis saat ereksi
  • Gangguan Ejakulasi

 

Baca Juga : Sosok Pemeran di Balik The Falcon, Siapakah Dia?

Pencegahan Hipospadia


Ibu hamil dapat mengurangi risiko hipospadia pada janin dengan melakukan sejumlah hal sederhana berikut :

  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Hindari pekerjaan yang terpapar pestisida.
  • Konsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter kandungan.
  • Pertahankan berat badan ideal.
  • Rutin ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan.



Post a Comment for "Ibu - Ibu Wajib Baca Mengenal Hipospasdia : Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya"

Unordered List