Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Recent Posts

Inilah 7 Alibi Mengapa Anak Sastra Dapat Jadi Suami yang Ngangenin



Jurusan sastra memanglah tidak laku- laku amat. Dibanding dengan medis ataupun metode, bisa jadi tidak terdapat setengahnya. Banyak orang berpikir jika kita yang mengambil jurusan sastra itu terpaksa, semacam tidak terdapat opsi lain saja.

Kamu yang anak sastra tentu siuman jika asumsi yang semacam itu memanglah terdapat di tengah- tengah warga kita. Well, jika permasalahan peluang pekerjaan, jurusan lain boleh besar hati, namun jika permasalahan membuat anak orang senang, senantiasa anak sastra yang sangat dapat. Kok dapat?

Cek Profil Aprilia Manganang, TNI Wanita yang Berubah Jadi Pria... Baca Selengkapnya


7. Anak Sastra Itu Mantap dengan Pilihannya

"Anak sastra mantap dengan pilihannya"

Masa peralihan dari SMA ke jenjang perkuliahan itu memanglah buat galau. Salah satunya merupakan tentang pemilihan jurusan kuliah. Banyak dari mereka yang awal mulanya merasa beruntung memilah jurusan tertentu sebab didasarkan pada peluang mendapatkan kerja, namun sehabis melewati 2 semester berpikir jika mereka salah jurusan. Yang begini kan repot.

Nah, jika anak sastra itu beda. Mereka yang telah masuk di jurusan sastra merupakan individu yang betul- betul mantap dengan pilihannya. Dari dini mereka siuman bila kuliah bukan cuma soal kesempatan kerja, namun pula wajib didasari dengan rasa suka serta cinta terhadap bidang yang dipelajari, sehingga dalam prosesnya dapat lebih enjoy serta tidak makan hati.

Tuh coba amati, memilah jurusan kuliah saja mereka gunakan hati, terlebih memilah kalian selaku calon istrinya.


6. Anak Sastra itu Woles

"Anak sastra menempuh hidup woles bin santai"

Sepatu buluk, jeans compang- camping, kaos oblong, motor butut, sepeda ontel tua, perihal yang bakal kalian temukan seluruhnya di jurusan sastra. Kurang woles gimana coba kita? Buat urusan penampilan anak sastra memanglah lebih santai serta terkesan“ apa saja deh, yang berarti aurat tertutup.”

Perihal yang demikian tidak menyudahi hingga penampilan, namun pula perasaan serta metode berpikir. Mereka ialah individu yang tidak seenaknya sendiri. Ialah individu yang bertanggung jawab serta penuh perhitungan tetapi senantiasa santai. Perilakunya ditempa dari buku- buku sastra yang tidak cuma indah dari segi bahasa, tetapi pula kaya hendak pelajaran hidup.


5. Mereka Senang Jadi Dirinya Sendiri serta Tidak Hirau Asumsi Orang Lain

"Anak sastra itu unik"

Gunakan kacamata gede, dibilang cupu. Duduk sendirian baca novel, dibilang introvert serta membosankan. Ahh... bermacam label tersebut telah kerap mereka miliki. Namun coba amati, tidak sempat sedikit juga mereka marah ataupun apalagi berdebat soal label tersebut. Sebab mereka senang dengan dunianya, jadi diri sendiri serta tidak sangat hirau dengan asumsi negatif orang lain.


Yang semacam ini nih yang dibutuhkan dalam dunia asmara. Tidak hirau dengan asumsi orang lain terhadap pendamping serta ikatan kamu yang bertabiat mengganggu, sebab anak sastra ketahui bila diri serta hatinya sendirilah yang pantas buat didengar serta dipercaya.


4. Anak Sastra Itu Perasa serta Peduli

"Anak sastra baperan"

Dalam ikatan asmara senantiasa penuh dengan kode serta iktikad yang tidak jelas. Tetapi, jika pendamping kamu merupakan anak sastra, yang semacam ini mah urusan mudah.


Mereka yang kuliah di sastra telah terbiasa menerjemahkan iktikad dari puisi yang bila dinalar, susahnya memohon ampun. Berpuluh- puluh paragraf tidak hendak dipahami bila dibaca seadanya. Nah, kerutinan inilah yang membawakan mereka jadi individu yang lebih perasa serta peka terhadap tiap iktikad dari perkataanmu.


3. Mereka merupakan Individu yang Luwes serta Beranggapan Terbuka

"Anak sastra open minded"

Sebab sastra bukan ilmu tentu, semacam matematika ataupun fisika yang senantiasa berkata bila 1+1 senantiasa berakhir dengan 2. Yang semacam ini tidak terdapat dalam sastra. Jurusan sastra tidak memahami rumus- rumus yang bertabiat saklek.

Perihal inilah yang menjadikan anak sastra selaku individu yang tidak kaku serta luwes. Mereka sanggup menerima tiap pendapatmu tentang apa juga. Anak sastra itu jika memiliki permasalahan dituntaskan dengan tenang serta tidak sempat gunakan drama. Walaupun kita bisa mata kuliah drama, namun bila berselisih mereka ingin mendengar penjelasan- penjelasan lawan bicaranya. Mereka tidak hendak memaksakan kehendaknya, terlebih bila itu salah.


2. Anak Sastra Merupakan Individu yang Kreatif serta Romantis

"Anak sastra suka perihal perihal yang romantis"

Jika urusan buat kalimat indah, jangan tanya siapa jawaranya, anak sastralah yang dapat diandalkan. Anak sastra itu telah overdosed dengan banyak novel teks, terlebih novel.

Makanya jangan heran bila banyak dari mereka yang mempunyai suami ataupun istri anak sastra senantiasa bergairah di hari ulang tahunnya. Perihal ini menunjukkan bila mereka penasaran dengan kejutan apa lagi yang hendak diterima dirinya. Tidak cuma kalimat indah, perlakuan romantis ala novel fiksi yang susah jadi realitas, pula dapat jadi salah satunya.

Mereka itu kreatif, jangan takut deh.


1. Ilmu Sastra Itu Luas

"Dunia sastra itu bukan sebatas yang terdapat di novel mata kuliah"

Ilmu sastra itu luas, tidak terpaku cuma pada belajar bahasa. Sempat baca novel karangan Dee Lestari? Banyak orang yang menyangka novel- novelnya itu susah di cerna sebab di samping bahasanya yang besar, pula bahasan di dalamnya yang tidak melulu soal cinta, namun fisika, hayati serta banyak disiplin ilmu lain. Gak yakin? Coba deh baca yang“ Partikel”, dipastikan geleng- geleng kepala.

Dengan beragamnya tipe teks serta topik yang anak sastra miliki, mereka bisa dengan gampang menghasilkan topik pembicaraan yang tiada habisnya. Wawasannya yang luas membantunya menciptakan perihal kecil di dekat tetapi layak buat diperbincangkan. Dengannya, kalian tidak hendak sempat kehilangan cerita.

Gimana? Suamiable serta ngangenin banget kan mereka? 

Post a Comment for " Inilah 7 Alibi Mengapa Anak Sastra Dapat Jadi Suami yang Ngangenin"

Unordered List